sdfsdfsd
ANGGA CHRISNA WIDYANTO
Senin, 11 Januari 2016
Selasa, 14 Agustus 2012
TUGAS MENGOPERASIKAN SOFTWARE MULTIMEDIA (MACROMEDIA DIRECTOR)
Buatlah Project dengan Software Macromedia Director dengan ketentuan sebagai berikut :
Klik link ini : tutorial macromedia director
Buatlah Project dengan Software Macromedia Director dengan ketentuan sebagai berikut :
- Stage Size 800 x 600
- Terdiri dari 3 tampilan (Tampilan Depan, Biodata, Daftar Riwayat Hidup)
- Setiap tampilan didesain dengan semenarik mungkin
- Tugas yang dikumpulkan dalam bentuk .dir dan .exe
- Dikumpulkan setelah lebaran
Klik link ini : tutorial macromedia director
Jumat, 09 Maret 2012
ISLAM KOK PACARAN
Soal pacaran
di zaman sekarang tampaknya menjadi
gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai
akibat dari pengaruh
kisah-kisah percintaan dalam roman,
novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja
memang harus
ditaburi dengan bunga-bunga
percintaan, kisah-kisah asmara ,
harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan
berbagi
rasa.
Selama ini
tempaknya belum ada pengertian baku
tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di
dalamnya akan ada suatu bentuk
pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau
lebih jauh sebenarnya pacaran
menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat
mensahkan adanya fase-fase
hubungan hetero seksual dalam
kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta
monyet), datang (kencan),
going steady (pacaran), dan
engagement (tunangan).
Bagaimanapun
mereka yang berpacaran, jika
kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri,
maka dengan tegas mereka
menolak. Namun, tidaklah demikian
jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai
alat untuk memilih
pasangan hidup. Akan tetapi
kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang
maslahatnya. Satu contoh
: orang berpacaran cenderung
mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi
hal-hal semacam melamun
atau berfantasi. Amanah untuk
belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih
mendapat kiriman dari
orang tua. Apakah uang kiriman untuk
hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?
Atas dasar
itulah ulama memandang, bahwa
pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara
sosio kultural di kalangan
masyarakat agamis, pacaran akan
mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang
berpacaran sedikit demi
sedikit akan terkikis peresapan
ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral
dan akhlak. Na’udzubillah
min dzalik !
Sudah banyak
gambaran kehancuran moral akibat
pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science
dan peradaban modern
(westernisasi). Islam sendiri
sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi
penjelasan mengenai
berpacaran. Pacaran menurut Islam
diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila
seorang di antara kamu
meminang seorang wanita, andaikata
dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad
dan Abu
Daud).
Namun Islam
juga, jelas-jelas menyatakan bahwa
berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi
mudharatnya. Setiap orang
yang berpacaran cenderung untuk
bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at !
Terhadap larangan
melihat atau bergaul bukan muhrim
atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan
Muslim dari Ibnu Abbas
yang artinya: "Janganlah salah
seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita,
kecuali bersama dengan
muhrimnya." Tabrani dan
Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain:
"Lirikan mata merupakan
anak panah yang beracun dari setan,
barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan
menggantikannya dengan
iman sempurna hingga ia dapat
merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Tapi mungkin
juga ada di antara mereka yang
mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah
hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan Imam Abu Daud
berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena
Allah, atawa memberi
karena Allah, dan tidak mau memberi
karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah
mereka
itu adalah orang-orang yang
mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus
(terlalu) jauh dalam mengarungi
"dunia berpacaran" mereka. Tapi kita
juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi
"perahu pacaran"
itu ? Dan jika kita kembalikan lagi
kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang
mencintai karena
Allah adalah salah satu aspek
penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu
sama lainnya benar-benar
karena Allah ? Dan bagaimana mereka
merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada
acara bonceng-boncengan,
dua-duaan, atau bahkan sampai buka
aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si
cewek, atau yang
lain-lainnya, apakah itu bisa
dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !
Dalam kaitan ini peran
orang tua sangat penting dalam
mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada
pergaulan dengan lain
jenis. Adalah suatu keteledoran jika
orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya.
Oleh karena itu
sikap yang bijak bagi orang tua
kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja
laksanakan.
Dikutip dari: http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm
Selasa, 06 Maret 2012
TIPS INTERNET SECARA AMAN.
- Hal paling utama yang dapat Anda lakukan adalah dengan memastikan "keamanan" si kecil dari situs-situs tertentu. Tetaplah waspada saat mereka menggunakan teknologi ini. "Jangan biarkan si kecil menggunakan internet di dalam kamar mereka atau di ruangan, terpisah dari keluarga," saran Moulding. Apabila memang tidak dapat dihindari, pastikan Anda terus mengawasi dan mengamati apa yang tengah mereka lakukan.
- Terapkan peraturan yang tegas dan konsisten tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan si kecil. Tetapkan tak ada fasilitas e-mail, chat room, atau berikan chat room tertentu yang Anda pilihkan untuknya. Lakukan kesepakatan dengan anak-anak tentang situs apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dibuka. Bila perlu, lakukan proteksi agar mereka hanya bisa membuka situs-situs tertentu saja.
- Berpartisipasilah saat ia tengah menelusuri internet. Biarkan mereka memperlihatkan situs-situs kegemaran mereka, atau membacakan e-mail dari teman-temannya dan menjelaskan apa yang tengah mereka lakukan. Ini bukan saja membuat si kecil merasa diperhatikan, tetapi Anda pun tahu apa yang digemari si kecil saat bermain internet.
- Unduhlah beberapa program "filtering" atau penyaring yang mampu memblokir kemungkinan penyadapan indentitas si kecil oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tekankan pada mereka tentang pentingnya menjaga kerahasiaan identitas mereka.
- Untuk balita, Anda bisa memberikan situs khusus anak-anak bagi mereka, misalnya di www.surfmonkey.com, yang memungkinkan Anda mendownload gratis beberapa program yang aman baginya. Pastikan situs pilihan Anda itu memunyai gambar dan permainan edukatif yang disukai anak-anak.
- Anak-anak usia sekolah umumnya lebih kritis dan rentan dibanding anak balita. Misalnya tanpa sepengetahuan, putri kita bertemu dengan orang yang hanya ia kenal melalui "chat room" yang belum tentu berniat baik. Jadi, tekankan pada mereka untuk tidak bertemu dengan siapa pun yang ia kenal melalui internet, kecuali bila didampingi orang tua.
- Berilah pengertian padanya bahwa apa yang ada di dunia maya itu tidak 100% nyata. Mungkin hal ini sulit mereka terima pada awalnya. Tapi bagaimanapun, si kecil harus mulai belajar menghadapi kenyataan. Tanyakan dan diskusikan pengetahuan baru apa yang ia dapatkan, berikan penjelasan tentang apa yang nyata dengan apa yang hanya sekadar opini.
- Ajarkan mereka untuk tidak "bermain api" dengan mengirimkan hal-hal yang tidak baik bagi orang lain -- betapapun marahnya ia pada orang yang ingin ia kirimi itu. Karena sekali informasi disebarkan melalui internet, semua orang bisa membacanya dan tidak dapat ditarik kembali.
- Mereka juga harus tahu bahwa mengambil gambar, tulisan, ataupun musik dari situs tertentu tanpa izin akan membuat kesulitan bagi dirinya kelak. Karena hal ini sama saja dengan mencuri hasil kerja seseorang.
- Beritahukan pula agar mereka tidak membayar apapun tanpa sepengetahuan dan pengawasan orang tua -- terutama dengan memberikan nomor kartu kredit orang tua tanpa izin. Jelaskan pada mereka tentang hal ini sesuai dengan kemampuan pemahaman mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)