Senin, 11 Januari 2016

Selasa, 14 Agustus 2012

TUGAS MENGOPERASIKAN SOFTWARE MULTIMEDIA (MACROMEDIA DIRECTOR)
Buatlah Project dengan Software Macromedia Director dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Stage Size 800 x 600
  2. Terdiri dari 3 tampilan (Tampilan Depan, Biodata, Daftar Riwayat Hidup)
  3. Setiap tampilan didesain dengan semenarik mungkin
  4. Tugas yang dikumpulkan dalam bentuk .dir dan .exe
  5. Dikumpulkan setelah lebaran


Klik link ini : tutorial macromedia director

Jumat, 09 Maret 2012

ISLAM KOK PACARAN

Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.
Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan).
Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?
Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik !
Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).
Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !
Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.

Dikutip dari: http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm

Selasa, 06 Maret 2012

TIPS INTERNET SECARA AMAN.
  1. Hal paling utama yang dapat Anda lakukan adalah dengan memastikan "keamanan" si kecil dari situs-situs tertentu. Tetaplah waspada saat mereka menggunakan teknologi ini. "Jangan biarkan si kecil menggunakan internet di dalam kamar mereka atau di ruangan, terpisah dari keluarga," saran Moulding. Apabila memang tidak dapat dihindari, pastikan Anda terus mengawasi dan mengamati apa yang tengah mereka lakukan. 
  2. Terapkan peraturan yang tegas dan konsisten tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan si kecil. Tetapkan tak ada fasilitas e-mail, chat room, atau berikan chat room tertentu yang Anda pilihkan untuknya. Lakukan kesepakatan dengan anak-anak tentang situs apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dibuka. Bila perlu, lakukan proteksi agar mereka hanya bisa membuka situs-situs tertentu saja. 
  3. Berpartisipasilah saat ia tengah menelusuri internet. Biarkan mereka memperlihatkan situs-situs kegemaran mereka, atau membacakan e-mail dari teman-temannya dan menjelaskan apa yang tengah mereka lakukan. Ini bukan saja membuat si kecil merasa diperhatikan, tetapi Anda pun tahu apa yang digemari si kecil saat bermain internet. 
  4. Unduhlah beberapa program "filtering" atau penyaring yang mampu memblokir kemungkinan penyadapan indentitas si kecil oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tekankan pada mereka tentang pentingnya menjaga kerahasiaan identitas mereka. 
  5. Untuk balita, Anda bisa memberikan situs khusus anak-anak bagi mereka, misalnya di www.surfmonkey.com, yang memungkinkan Anda mendownload gratis beberapa program yang aman baginya. Pastikan situs pilihan Anda itu memunyai gambar dan permainan edukatif yang disukai anak-anak. 
  6. Anak-anak usia sekolah umumnya lebih kritis dan rentan dibanding anak balita. Misalnya tanpa sepengetahuan, putri kita bertemu dengan orang yang hanya ia kenal melalui "chat room" yang belum tentu berniat baik. Jadi, tekankan pada mereka untuk tidak bertemu dengan siapa pun yang ia kenal melalui internet, kecuali bila didampingi orang tua. 
  7. Berilah pengertian padanya bahwa apa yang ada di dunia maya itu tidak 100% nyata. Mungkin hal ini sulit mereka terima pada awalnya. Tapi bagaimanapun, si kecil harus mulai belajar menghadapi kenyataan. Tanyakan dan diskusikan pengetahuan baru apa yang ia dapatkan, berikan penjelasan tentang apa yang nyata dengan apa yang hanya sekadar opini. 
  8. Ajarkan mereka untuk tidak "bermain api" dengan mengirimkan hal-hal yang tidak baik bagi orang lain -- betapapun marahnya ia pada orang yang ingin ia kirimi itu. Karena sekali informasi disebarkan melalui internet, semua orang bisa membacanya dan tidak dapat ditarik kembali. 
  9. Mereka juga harus tahu bahwa mengambil gambar, tulisan, ataupun musik dari situs tertentu tanpa izin akan membuat kesulitan bagi dirinya kelak. Karena hal ini sama saja dengan mencuri hasil kerja seseorang. 
  10. Beritahukan pula agar mereka tidak membayar apapun tanpa sepengetahuan dan pengawasan orang tua -- terutama dengan memberikan nomor kartu kredit orang tua tanpa izin. Jelaskan pada mereka tentang hal ini sesuai dengan kemampuan pemahaman mereka.